Prototyping
Prototyping adalah merupakan salah satu metode pengembangan perangat lunak yang banyak
digunakan. Dengan metode prototyping ini pengembang dan pelanggan dapat saling
berinteraksi selama proses pembuatan sistem.
Untuk mengatasi ketidakserasian antara pelanggan dan pengembang , maka harus
dibutuhakan kerjasama yanga baik diantara keduanya sehingga pengembang akan
mengetahui dengan benar apa yang diinginkan pelanggan dengan tidak mengesampingkan
segi-segi teknis dan pelanggan akan mengetahui proses-proses dalm menyelasaikan sistem
yang diinginkan. Dengan demikian akan menghasilkan sistem sesuai dengan jadwal waktu
penyelesaian yang telah ditentukan.
Prototyping adalah merupakan salah satu metode pengembangan perangat lunak yang banyak
digunakan. Dengan metode prototyping ini pengembang dan pelanggan dapat saling
berinteraksi selama proses pembuatan sistem.
Untuk mengatasi ketidakserasian antara pelanggan dan pengembang , maka harus
dibutuhakan kerjasama yanga baik diantara keduanya sehingga pengembang akan
mengetahui dengan benar apa yang diinginkan pelanggan dengan tidak mengesampingkan
segi-segi teknis dan pelanggan akan mengetahui proses-proses dalm menyelasaikan sistem
yang diinginkan. Dengan demikian akan menghasilkan sistem sesuai dengan jadwal waktu
penyelesaian yang telah ditentukan.
Rapid prototyping
Rapid application development (RAD) atau rapid prototyping adalah
model proses pembangunan perangkat lunak yang
tergolong dalam teknik incremental (bertingkat). RAD menekankan pada siklus
pembangunan pendek, singkat, dan cepat. Waktu yang singkat adalah batasan yang
penting untuk model ini. Rapid application development menggunakan metode
iteratif (berulang) dalam mengembangkan sistem dimana working model (model
bekerja) sistem dikonstruksikan di awal tahap pengembangan dengan tujuan
menetapkan kebutuhan (requirement) user dan selanjutnya disingkirkan. Working model digunakan kadang-kadang
saja sebagai basis desain dan implementasi sistem final.
Penerapan
Model RAD
mengadopsi model waterfall dan pembangunan dalam waktu singkat yang dicapai
dengan menerapkan :
1. Component based construction (
pemrograman berbasis komponen bukan prosedural).
2. Penekanan pada penggunaan ulang
(reuse) komponen perangkat lunak yang telah ada.
3. Pembangkitan kode program
otomatis/semi otomatis.
4. Multiple team (banyak tim), tiap tim
menyelesaikan satu tugas yang selevel tapi tidak sama. Banyaknya tim tergantung
dari area dan kompleksitasnya sistem yang dibangun.
Jika
keutuhan yang diinginkan pada tahap analisis kebutuhan telah lengkap dan jelas,
maka waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan secara lengkap perangkat lunak
yang dibuat adalah berkisar 60 sampai 90 hari. Model RAD hampir sama dengan model
waterfall, bedanya siklus pengembangan yang ditempuh model ini sangat pendek
dengan penerapan teknik yang cepat.
Sistem
dibagi-bagi menjadi beberapa modul dan dikerjakan beberapa tim dalam waktu yang
hampir bersamaan dalam waktu yang sudah ditentukan. Model ini melibatkan banyak
tim, dan setiap tim mengerjakan tugas yang selevel, namun berbeda. Sesuai
dengan pembagian modul sistem.
Kelemahan dan kelebihan
Beberapa
hal (kelebhan dan kekurangan) yang perlu diperhatikan dalam implementasi
pengembangan menggunakan model RAD :
1. Model RAD memerlukan sumber daya
yang cukup besar, terutama untuk proyek dengan skala besar.
2. Model ini cocok untuk proyek dengan
skala besar.
3. Model RAD memerlukan komitmen yang
kuat antara pengembang dan pemesssan, bahkan keduanya bisa tergabung dalam 1
tim
4. kinerja dari perangkat lunak yang
dihasilkan dapat menjadi masalah manakala kebutuhan-kebutuhan diawal proses
tidak dapat dimodulkan, sehingga pendekatan dengan model ini kurang bagus.
5. sistem yang tidak bisa
dimodularisasi tidak cocok untuk model ini.
6. penghalusan dan penggabungan dari
beberapa tim di akhir proses sangat diperlukan dan ini memerlukan kerja keras.
7. proyek bisa gagal karena waktu yang
disepakati tidak dipenuhi
8. risiko teknis yang tinggi juga
kurang cocok untuk model ini.
Dimensi Prototyping
1. Representasi
Dari
sebuah prototyping dapat dipertanyakan apakah hasilnya nanti akan
dipresentasikan dalam sebuah konteks tekstual (kata-kata berbentuk narasi) atau
dilengkapi dengan tampilan visual setra diagram yang mendukung alur proses dari
sebuah aplikasi.
2.
Jangkauan
Prototyping
dapat berupa tampilan antar muka secara umum dan juga bisa dilengkapi dengan
tampilan yang telah dilengkapi dengan contoh perhitungan ataupun tampilan data.
Dalam
dimensi ini, prototyping dengan kategori kompleks dapat berupa sebuah contoh
program “setengah jadi” yang benar-benar dapat dieksekusi atau dijalankan,
sehingga terbentuk sebuah simulasi yang seakan-akan nyata bagi para pengguna.
4.
Pematangan
Prototyping
dapat melalui tahap-tahap tertentu hingga mencapai sebuah tahap yang dianggap
“matang” sebelum memulai sebuah proses pembuatan.
·
Revolusioner:
mengganti yang lama.
·
Evolusioner
: terus melakukan perubahan pada perancangan yang sebelumnya.
Metode Rapid Prototyping
Metode
prototype melibatkan user secara langsung dengan analisis
dan perancangan, sangat efektif untuk pengoreksian sistem. Prototypemerupakan
sistem yang berjalan (bukan hanya sekedar ide diatas kertas) yang dibangun
untuk menguji ide dan asumsi mengenai sistem. Sama halnya seperti sistem
berbasis komputer, yang berisi software yang berjalan yang menerima input,
menampilkan kalkulasi dan menghasilkan output tercetak maupun tampilan
informasi atau menampilkan aktivitaspenting lainnya.Rancangan dan informasi
yang dihasilkan di evaluasi olehuser, akan lebih efektif jika
digunakan data dan situasi yang sesungguhnya. Perubahan sangat
diperlukan hingga sistem digunakan.Secara umum analis sistem menetapkan
prototype menjadi metode yang paling tepat untuk dilaksanakan jika :
1.
Belum
ada sistem dengan karakteristik yang sama dengan sistem yang diajukan yang
pernah dikembangkan oleh pengembang.
2.
Fungsi
utama dari sistem hanya diketahui sebagian, selebihnya
tidak teridentifikasi melalui analisis kebutuhan.
3.
Pengalaman
dalam menggunakan sistem yang secara signifikan ditambahkankedalam daftar
kebutuhan yang harus dipenuhi oleh sistem.
4.
Versi
alternatif dari sistem yang akan dikembangkan melalui pengalaman
danpengembangan tambahan dan perbaikan fitur.
5.
Pengguna
user ikut berpartisipasi dalam proses pengembangan.
Terminologi Prototyping
1.
Prototyping Horisontal
Sangat luas, mengerjakan atau menunjukkan sebagian besar interface, tapi tidak
mendalam.
2.
Prototyping Vertikal
Lebih sedikit aspek atau fitur dari interface yang disimulasikan, tetapi
dilaksanakan dengan rincian yang sangat baik.
3.
Early Prototyping (prototipe cepat)
Beberapa
keuntungan dari sistem prototipe cepat:
a.
Pengurangan biaya proyek dan risiko.
b.
Dapat digunakan pada industri yang berbeda.
c.
Mudah kesalahan dalam desain sebelumnya dapat dideteksi dan kesalahan dapat
diperbaiki.
d.
Hanya lengkap kepuasan atas produk yang lengkap ini dirancang. Faktor-faktor
seperti manufacturability, ketahanan dan fungsionalitas desain diperiksa
sebelum mengirimnya untuk produksi.
e.
Greater ditingkatkan kemampuan visualisasi langsung dari tahap pertama jika
merancang. Ini membantu user dalam mengetahui bagaimana produk akhir akan
terlihat seperti.
f.
Semua kekurangan mendesain dapat dideteksi dengan mudah sebelum pembuatan
produk dimulai.
g.
Produsen, desainer dan user dapat membahas produk dan bekerja ke depan untuk
mendapatkan produk yang terbaik. Ini membantu untuk memberikan pengguna produk
keluaran yang lebih tinggi.
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Rapid_application_development
http://fenni.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/11018/Prototyping.pdf
agungsr.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/.../PROTOTYPING.doc
Ida Ayu Yulie Primashanti, 2008 , “Interaksi Manusia dan
Komputer” : Teori Dasar, Universitas Gunadarma, Kelapa Dua, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar